lovebirds

Lovebird adalah salah satu burung dari jenis paruh bengkok yang sangat di gemari oleh pecinta kicau. Warna nya yang sangat variatif, suara ngekek nya yang khas serta tampilannya yang indah membuat burung ini banyak dipelihara. Diawal-awal kemunculannya burung lovebird termasuk burung dengan harga yang bisa dibilang cukup mahal. Burung lovebird memiliki banyak sekali variasi warna dan jenis, bahkan diantara nya terbilang sangat mewah dan di koleksi oleh kalangan penghobi kelas atas. Tetapi sekarang burung lovebird bisa dipelihara oleh semua kalangan. bahkan tak bisa dipungkiri bahwa untuk indonesia, burung lovebird termasuk burung yang paling banyak dipelihara ketimbang burung-burung jenis lainnya.

Jenis burung lovebird

Sampai saat ini burung lovebird teridentifikasi menjadi 9 spesies, sementara di indonesia itu sendiri hanya 4 jenis yang paling populer untuk dipelihara, khusus nya dari species kacamata (klep) yang lazim di sebut sebagai lovebird lokal.
1. lovebird fischery
2. lovebird personata
3. lovebird nyasa/liliana
4. lovebird blackcheek

lovebirds spesies

dari ke empat jenis lovebird tersebut para penangkar-penangkar lokal tidak hanya mengembangkan garis keturunan di satu jenis saja, tetapi kadang kala juga melakukan persilangan antar jenis lovebird yang disebut sebagai lovebird hibrid. Jika di luar negeri para penangkar memiliki persepsi bahwa menjaga galur murni adalah hal yang wajib, berbeda dengan keadaan di indonesia. aneka jenis crossing atau persilangan lovebird bebas di silangkan. 

Pro kontra lovebird galur murni dan hibrid

Perbedaan pandangan terhadap proses tangkaran lovebird dalam menghasilkan generasi-generasi baru sampai hari ini masih menjadi topik yang cukup sensitif. Sebagian penangkar memandang bahwa mempertahankan galur murni merupakan hal yang wajib sedangkan sebagian lagi, tidak.

Bagi saya pribadi, Saya lebih setuju dengan gaya orang indonesia dengan aksi tangkar bebas silang alias hasil anakan nya hibrid. Toh justru disini lah unik nya indonesia, bayangkan sob dengan keadaan yang serba terbatas, penangkar-penangkar lovebird di segala penjuru indonesia berhasil mencetak beranekaragam jenis warna lovebird. Kadang kala penangkar di indonesia hanya berbekal kandang soliter seadanya satu atau dua pasang lovebird pada akhirnya beranak pinak dan berkembang biak semakin banyak. sedangkan untuk orang luar negeri untuk menjadi penangkar mereka harus punya modal yang besar. 

Dan tak bisa dipungkiri bahwa tangan-tangan kreatif orang indonesia telah berhasil menciptakan trend baru dalam ruang hobi lovebird. Mengapa saya katakan demikian? burung lovebird yang sejatinya adalah burung hias atau pet's (hewan peliharaan) diluar negeri sana, di indonesia justru burung lovebird dominan banyak bermain di kelas kicau. Inilah kreatifnya indonesia, orang indonesia tahu bahwa jika penekanan lovebird hanya diwarna saja, maka penghobi kelas kicau khusus lovebird tidak bisa berkembang. 

bahkan untuk penangkar-penangkar kecil yang mencetak lovebird hibrid justru akan berpotensi gulung tikar. Dan khusus di kelas kicau sendiri, apresiasi nilai lovebird pun bisa setara dengan burung lovebird kelas warna. sebut saja lovebird kusumo yang sudah ditawar milyaran, lovebird jalal, serta lovebird betet yang ditukar dengan mobil mercy tiano seharga 500 juta, dan masih banyak nama-nama besar lainnya yang harga nya super-super mewah. 

Lantas timbul pertanyaan, apakah hobi lovebird warna serta tangkaran galur murni tidak berkembang di indonesia? tentu saja tidak, bahkan indonesia dalam mencetak lovebird warna justru sangat disegani oleh penangkar-penangkar luar negeri. Variasi cantik warna lovebird parblue, biola, pale fallow, halfsider besutan penangkar indonesia justru bikin orang luar negeri geleng-geleng kepala. 

So, antara hobi lovebird warna dan lovebird ngekek bagi indonesia sendiri, mungkin keadaannya lebih mirip seperti provinsi bali, meskipun aneka budaya bisa masuk ke bali tetapi nuansa indonesia tetap ada rasanya. Ditengah trend lovebird warna di seluruh dunia, orang indonesia ternyata juga bisa eksis dengan trend kicau nya.








Comments